Penguatan literasi Hindu Nusantara digelar oleh Aliansi Pemuda Hindu Bali (APHB) berkolaborasi dengan Acarya Media Nusantara (AMN) dengan melaksanakan Lomba Nyurat Lontar dan Lomba Kekawin Putra/Putri Tingkat SMA/SMK yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali dalam kegiatan Bhaskara Budaya “Basa Sastra lan Aksara Nguripin Budaya Bali Tahun 2023. Lomba diadakan di Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Jl. Hayam Wuruk 69 Denpasar, Minggu (29/1/2023).
Acara pembukaan ditandai pemukulan gong oleh Dewan Penasehat APHB yang juga anggota DPRD Kota Denpasar I Nyoman Gede Sumara Putra, S.T. Dalam sambutannya menyatakan melalui giat dari Bhaskara Budaya yang bertujuan melestarikan tradisi adat budaya Bali ini sangat berkaitan serta sejalan dengan konsep gotong royong.
“Kita generasi muda bersama-sama sebagai ujung tombak dalam pelestariannya di era global ini dengan pengaruh budaya luar, kita bisa memagari diri, sehingga budaya serta tradisi Bali tetap ajeg, dan salah satunya seperti giat Bhaskara Budaya ini,” kata Sumara Putra.
Ketua Panitia Bhaskara Budaya Putu Eka Sura Adnyana, M.Ag., M.Hum., dalam sambutannya melaporkan kegiatan Bhaskara Budaya ini sesungguhnya kegiatan untuk menguatkan jati diri kehinduan atau bangga menjadi Hindu sekaligus menguatkan jatidiri menjadi orang Bali.
“Kali ini kita arahkan Bhaskara Budaya ke arah sastra dan aksara pada tahun ini kita arahkan ke bahasa Bali, yang mana akan melingkupi literasi Hindu Nusantara, baik itu bahasa Sanskerta, bahasa Kawi, dan bahasa Bali itu sendiri. Perlu kita sampaikan bahwasanya ajaran Weda dan Susastra Weda yang kita warisi di Bali pada saat ini banyak kita jumpai pada naskah-naskah lontar, ini menjadi sumber ajaran Hindu di Nusantara khususnya di Bali, sehingga kami dari Aliansi Pemuda Hindu Bali yang berkolaborasi dengan Acarya Media Nusantara melaksanakan suatu terobosan progam yaitu Bhaskara Budaya,” ujarnya.
Bhaskara Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Bhaskara berarti matahari dan sinar kehidupan, sehingga kegiatan Bhaskara Budaya ini adalah bentuk pemujaan ke hadapan matahari yaitu Sanghyang Siwa Aditya. Dalam konteks ini, perlombaan literasi ini untuk menghidupkan kebudayaan Bali pada tataran sosial agama, adat dan budaya. Saling mengisi beriringan di Bali, inilah yang menjiwai kebudayaan Bali sesungguhnya. Memahami hal itu tentunya akan unggul secara kebudayaan dan masyarakat akan lebih bermartabat.
Bhaskara Budaya ini mendapat banyak dukungan diantaranya dari I Gusti Agung Rai Wirajaya sebagai Dewan Pembina, dan juga dari I Nyoman Gede Sumara Putra (Bli Mangde) sebagai Dewan Penasehat, termasuk juga tokoh-tokoh dari pusat diantaranya Ganjar Pranowo, Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Bupati/Wakil Bupati di Bali seperti Tabanan, Jembrana, Klungkung, Gianyar, Bangli, Denpasar, Sekda Badung, Ketua DPRD Buleleng, Ketua DPRD Klungkung, serta para akademisi, dan budayawan.
“Astungkara Bhaskara Budaya ini bukan hanya di tingkat regional namun sudah di tingkat nasional,” ungkap Eka Sura.
Ketua Pengurus Pusat APHB (Aliansi Pemuda Hindu Bali), I Gde Wikan Pradnya Dana, M.T., mengatakan Aliansi Pemuda Hindu Bali sudah berdiri sejak 2017, dan pada saat ini konsentrasi pada pendidikan sosial masyarakat dalam kebudayaan, yang memiliki program-program membantu masyarakat yang mengalami disabilitas, keluarga kurang mampu, dan program-program membangkitkan semangat pemuda Hindu serta program kebudayaan yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dalam membangkitkan tradisi-tradisi budaya Bali yang salah satunya giat Bhaskara Budaya ini.
Ketua Acarya Media Nusantara (AMN), I Komang Agus Widiantara, M.I.Kom., mengungkapkan event ini digelar dalam upaya membangkitkan tradisi serta budaya Bali yaitu Nyurat Lontar serta Lomba Makekawin yang didukung Kementerian Agama dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, dan diikuti para peserta partisipan dari SMA/SMK sederajat se-Bali. Kegiatan ini bertujuan selain melestarikan tradisi serta adat budaya Bali juga menumbuhkan kader-kader muda yang bisa melestarikan budaya Bali dalam tantangan di era dunia globalisasi perkembangan media sosial yang semakin masif ini.
“Anak-anak muda ini menjadi ujung tombak dalam pelestarian budaya, dalam konteks ini salah satunya adalah pelestarian bahasa Bali dan aksara Bali,” kata Agus.
Dewan Pembina Aliansi Pemuda Hindu Bali (APHB) yang juga anggota DPR RI Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya, yang pada kesempatan tersebut diwakili A.A. Istri Paramitha Dewi, menyatakan sangat mengapresiasi acara Bhaskara Budaya ini, dan kedepannya bisa terus berkelanjutan.
“Harapan kita selanjutnya bisa difokuskan di tingkat SD atau SMP sehingga adik-adik kita mengenal apa itu aksara Bali dan apa itu bahasa Bali serta bagaimana cara melestarikannya,” kata Gung Mitha.
Lomba diikuti 40 peserta Nyurat Lontar dan 12 peserta Kekawin Putri serta 11 pasang peserta Kekawin Putra. Sementara Juri Nyurat Aksara Bali yakni Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum., I Made Bayu Anantawijaya Nala, S.S., M.Hum., I Nyoman Wahyu Angga, S.S.