Berita Hindu Nusantara Tradisi Budaya

OJK Support Penuh Pelaksanaan Lomba Bhaskara Budaya II dan Festival Barong

APHB Barong Festival SUPER STAR serangkaian Bhaskara Budaya II merupakan lomba budaya dalam Merawat Warisan Budaya Bali dengan Kolaborasi dan Kreativitas Pemuda.

APHB Barong Festival Super Star serangkaian Bhaskara digelar dengan tema “Nguripin Budaya Bali,” sebagai wujud nyata untuk melestarikan budaya leluhur Bali.

Acara ini diadakan sebagai lanjutan kegiatan Bhaskara Budaya II kerjasama dengan Acarya Media Nusantara (AMN) yang sebelumnya telah dilaksanakan dengan rangkaian acara pembukaan pada tanggal 7 September 2024 yang bertempat di Alun-Alun Kota Gianyar. Dan dilanjutkan dengan acara puncak pada tanggal 8 September 2024, bertempat di Puri Kauhan Ubud, Ubud, Gianyar.

Setelah Bhaskara Budaya dilanjutkan dengan Festival Barong adalah perayaan budaya yang diadakan di Bali, Indonesia, yang menampilkan pertunjukan tari Barong. Barong sendiri merupakan simbol kebaikan dan melambangkan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.

Dalam pertunjukan ini, penari mengenakan kostum yang rumit dan menari dengan iringan gamelan, menceritakan kisah-kisah mitologi dan tradisi lokal.

Seperti yang digelar oleh Aliansi Pemuda Hindu Bali (APHB) di Kabupaten Gianyar, menggelar Barong Festival 2024, di Situs Budaya Objek Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Sabtu (28/9) lalu

Festival ini biasanya diadakan untuk menarik wisatawan dan merayakan kebudayaan Bali, serta sering kali melibatkan ritual keagamaan. Terpentingnya adalah untuk menjaga seni, tradisi, dan budaya Bali.

Selain pertunjukan tari, festival ini juga biasanya dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seni dan budaya lainnya.

Festival Barong menjadi kesempatan untuk melestarikan tradisi dan memperkenalkan keindahan budaya Bali kepada orang-orang dari berbagai penjuru dunia.

Ketua APHB Kabupaten Gianyar, I Wayan Degus Jaya, menjelaskan dalam Festival Barong tersebut diawali dengan ngelawang.

Ngelawang adalah tradisi masyarakat Bali yang melibatkan pertunjukan seni tari dan musik khususnya gambelan, biasanya dilakukan untuk mengusir roh jahat atau sebagai bentuk persembahan.

BACA JUGA:  Yayasan Saraswati Ekasari Lanjutkan Pembangunan PWP dan Adi Widya Pasraman di Sultra

“Kegiatan ini sering dilakukan pada saat perayaan atau upacara keagamaan, dan biasanya diiringi dengan gamelan. Tujuan ngelawang adalah untuk menyebarkan kebahagiaan, mendatangkan berkah, dan menghilangkan energi negatif dari lingkungan sekitar. Selain itu, ngelawang juga menjadi ajang untuk melestarikan seni dan budaya Bali,” jelas Degus.

Dalam prosesinya, nampak para peserta ngelawang menggunakan udeng lilit sengkoi. Yakni jenis udeng atau penutup kepala khas yang berasal dari Banjar Bayad di Bali. Ciri khas dari udeng ini adalah cara melilitnya yang khusus, biasanya menggunakan kain yang berwarna putih.

Udeng ini sering dipakai oleh pria dalam berbagai upacara adat dan acara keagamaan, dan melambangkan identitas budaya masyarakat Bali.

PJ Bupati Gianyar, yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, membuka acara APHB Barong Festival Super Star sekaligus memberikan apresiasi kepada Aliansi Pemuda Hindu Bali Kabupaten Gianyar atas penyelenggaraan Bhaskara Budaya II.

“Kegiatan positif seperti ini harus terus dilaksanakan. Generasi muda harus belajar dan menjaga warisan budaya leluhur,”
ungkapnya.

diakhir kesempatan Eka Sura Selaku Sekretaris AMN menyatakan “kami mengucapkan terimakasih kepada para sponsor utamanya Otoritas Jasa Keuangan yang telah mensupport penuh kegiatan Bhaskara Budaya II di tahun 2024 ini”.

Redaksi MH 1
Author: Redaksi MH 1

Melek Hindu merupakan situs online yang memiliki misi untuk pengembangan literasi Hindu di Indonesia. Selain menyampaikan beragam informasi atas keberadaan Hindu yang multikultur di Nusantara, melek Hindu memberikan perspektif dan gagasan mengenai Kehinduan yang lebih kontekstual dan dinamis.

Melek Hindu merupakan situs online yang memiliki misi untuk pengembangan literasi Hindu di Indonesia. Selain menyampaikan beragam informasi atas keberadaan Hindu yang multikultur di Nusantara, melek Hindu memberikan perspektif dan gagasan mengenai Kehinduan yang lebih kontekstual dan dinamis.